Affiliate Program ”Get Money from your Website”

Rabu, 23 Maret 2011

Air adalah tanggung jawab kita

http://www.airminumisiulang.com/image-upload/antri_air.jpg
MANUSIA adalah makhluq yang tak mungkin terpisahkan dari air. Malah, tubuh kita sebagian besar terdiri dari air/cairan. Saat anak-anak, ada sekitar 75%-80% komponen cairannya. Lalu, kala dewasa, terdapat sekitar 60% komponen cairannya. Khusus otak, memiliki komponen air sebanyak 90%.

Kita selalu memerlukan air. Khusus untuk minum, secara umum, ada patokan bahwa rata-rata manusia memerlukan sekitar 2,5 liter (2500 ml) air tiap hari. Sementara, secara khusus, ada yang menggunakan ‘rumus’ 30 ml - 40 ml per kg berat badan per hari.

Kapanpun kita butuh air yang bukan hanya bersih tapi juga dalam jumlah memadai. Sebab, di samping untuk minum, air banyak diperlukan untuk kebutuhan lainnya. Sayang, kini kita merasakan ketersediaan air (baik dalam hal jumlah maupun mutu) semakin memrihatinkan. Padahal –konon- kita tak bisa bertahan hidup jika tak minum air tiga sampai lima hari.

Untuk menggugah kesadaran warga dunia akan urgensi kelestarian air, maka setiap 22 Maret diperingati sebagai World Day for Water atau Hari Air Sedunia. Perayaan ini adalah bagian dari usaha penyadaran untuk bersama-sama mengelola sumber-sumber air bersih.

Pada 2009, Hari Air Sedunia bertema “Shared water, shared opportunities”. Pada 2010 bertema "Clean Water for a Healthy World". Dengan tema-tema itu, diharapkan kita sadar dan peduli akan nilai penting air bagi manusia. Lalu, kita bersegera untuk secara bersama-sama menjaga kebersihan air dan menghematnya.

Sementara, pada 2011 tema yang diangkat adalah “Water for Cities, Responding to The Urban Challenge“. Lalu, dialihbahasakan dalam tema Hari Air tingkat nasional menjadi “Air Perkotaan dan Tantangannya”.

Tema untuk 2011 ini terasa sangat mendasar karena “dekat” dengan masalah kita. Lihat saja –misalnya- www.detik.com 22/3/2010. Di edisi tersebut, situs itu mengutip pernyataan Hamong Santono (Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Hak Atas Air): "Upaya pemerintah Indonesia untuk melindungi dan menghormati hak atas air bersih masih terlalu jauh dari harapan masyarakat". Menurut dia, akses masyarakat Indonesia terhadap air bersih perpipaan tahun 2009 baru mencapai 38 persen. Berdasarkan audit BPKP, jumlah PDAM yang sehat hanya sebanyak 103 (37,45%), sedangkan PDAM yang tidak sehat jumlahnya lebih besar yakni sebanyak 172 (62,55%).

Satu contoh kasus  keadaan air di Surabaya. Pencemaran yang terjadi di Kali Surabaya sudah parah dan mengkhawatirkan. Akibatnya, air di Kali Surabaya sudah tidak layak lagi dipakai sebagai bahan baku mutu air PDAM.
Memang, pencemaran yang terjadi di Kali Surabaya sudah cukup parah. Penyebabnya adalah limbah pabrik dan limbah domestik yang sama-sama menyumbang pencemaran masing-masing 50%.
Berdasarkan penelitian, saat ini air Kali Surabaya kandungan COD (chemical oxigent demand) ternyata nilainya 20 padahal seharusnya 10. Sedangkan, BOD (biochemical  oxigent demand) ternyata nilainya 5 padahal seharusnya 2. "Akibatnya, kualitas air di sana masuk kategori kelas II yang hanya untuk air bersih, sedangkan kelas I yang cocok untuk air minum." Jadi, "Air Kali Surabaya hanya layak untuk  baku mutu air bersih, bukan untuk baku mutu air minum," ungkap Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jatim Indra Wiragana (www.beritajatim.com 26/1/2011).
Tentu saja fakta di atas memrihatinkan. Maka, menjadi kewajiban kita bersama untuk menjaga kelestarian air, baik dalam hal ketersediaan, jumlah, maupun mutunya. Semangat untuk aktif terlibat dalam segenap usaha pelestarian air semestinya terus membesar, mengingat manfaatnya yang sangat vital bagi kehidupan manusia.
Perspektif Islam

Air adalah salah satu indikator kemahabesaran Allah. Lebih dari 40 ayat dalam al-Quran menyinggung masalah air. Di antaranya; "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS Al-Baqarah [2]: 164).

“Air ‘dipilih’ Allah untuk menghidup-suburkan bumi sehingga menjadi lingkungan hidup yang indah bagi manusia. Dan, kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (QS Al-Hajj [22]: 5).
Kelak, di akhirat, air menjadi ‘menu’ yang sangat membahagiakan manusia di surga. Di surga, Allah menggambarkan tentang penghuninya yang suka berdekat-dekat dengan air, lambang kesejukan dan kenikmatan.  Sementara, di neraka, air menjadi sesuatu yang sangat diidam-idamkan oleh para penghuninya. Tapi, Allah mengharamkan air untuk segenap warga neraka.  (QS Al-A’raaf [7]: 50).
Bagi manusia, makan dan minum adalah kebutuhan pokok yang tak boleh ditinggalkan. Makan dan minum harus kita penuhi secara wajar agar kita berkehidupan yang baik. Maka, dalam konteks ini, keberadaan air sebagai salah satu kebutuhan pokok terlihat urgensinya.
Dalam al-Quran disebutkan, Allah lah pemilik air. Sayang kita sering lupa.  “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” [Al Baqarah:22]
Air adalah salah satu tanda kemahakuasaan-Nya. Allah yang mengatur ada atau tidaknya air di sebuah tempat, dan bukan manusia. Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya." (QS Al-Hijr [15]: 22).

Umat Islam  wajib menjaga harmoni alam dan menyebarkan rahmat ke dalamnya, sebagai konsekuensi menjaga keharmonisan alam. Inilah konsekuensi tauhid Islam. Allah lah yang menciptakan dan menghidupkan, sedang kita lah yang merawatnya.
Dalam sebuah riwayat, Anas berkata, “Nabi saw berwudhu dengan satu mud dan mandi dengan satu sha` sampai lima mud. “(Muttafaq alaihi).
Sekedar catatan, satu sha’ sama dengan 4 mud. Sedangkan 1 mud setara dengan 1 cakupan dua telapak tangan berukuran sedang. Itulah tingkat hemat yang digunakan Nabi kita dalam memanfaatkan air. Bagaimana kondisi ini dengan kita dan lingkungan sekitar? Banyak orang berhura-hura menggunakan air, di saat yang sama, jutaan saudara kita kekurangan air.
“Dan makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-‘Arof: 31)
Dalam ayat yang lain Allah mengingatkan. “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isro’: 27).
Ketahuilah, berhemat adalah bagian dari anjuran Islam, sedang pemborosan adalah sebuah hal yang dilarang oleh Islam. Termasuk pembororan dalam penggunaan sumber alam. Jika salah dalam penggunggunaan, kelak akan diminta tanggungjawab oleh Sang Pemilik.
Oleh karena itu, ayo selamatkan air! Mari cintai air dengan menghemat dan tidak mencemarinya agar kita selamat dari tanggungjawab di akhirat nanti. Inilah konsekwensi ketauhidan kita sebagaimana diajarkan oleh Islam.*
Penulis dosen STAIL Pesantren Hidayatullah Surabaya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes